Mean
Tiap kali semua terasa patah, aku hanya semampu yang ku punya - tetap menggangkat dagu - hingga keberpuraan yang ku rajut benar menyembunyikan pilu yang mengikis ego yang mulai pudar. Di lain sisi, aku adalah rapuh. Tak ingin ada yang tau bahwa harap sering sekali menjadi cemas yang kelam. Ya. Ya. Dan Ya. Aku mengurungkan niat berkata tidak pada tiap - tiap harapku yang pupus. Air mataku, tak ada mungkin. Atau sudah mengering?