Petani Sarjana
Ya… sudah beberapa tahun aku tidak melakukan aktivitas pertanian, kangen rasanya kembali kemasa kecilku dimana canda dan tawa kami setiap pulang sekolah selalu dihabiskan di padang rumput untuk menggembala kerbau, sekarang teman-teman masa kecilku sudah dewasa semua beberapa sudah menikah, tinggal aku yang belum, terhitung hanya dua orang dari beberapa temanku di sekolah dasar yang masih menempuh pendidikan, aku memang anak orang yang tak punya tapi aku punya mimpi dan harapan aku memang punya keinginan untuk belajar, dan sekarang aku akan berusaha mewujudkan mimpi kecilku itu walau bukan berada ditempat yang sangat baik layaknya tempat belajar orang-orang berduit tetapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik ditempatku belajar hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan pendidikanku di sebuah perguruan tinggi negeri di kota yang cukup rumit itu. Ya beberapa hari lagi aku akan wisuda dan resmi menjadi pengangguran... *) miris
***
Membantu orang tua dikala musim tanam dan musim panen adalah hal biasa tetapi yang saya banggakan dari orang tua adalah mereka tidak menyuruh saya untuk tidak masuk sekolah karena harus membantu mereka diladang, pesan ibuku “Naikkon gabe hau nabolon do ho amang nalaho pangunsandean dihami dohot diakka anggimi” bila orangtuamu hanya seorang petani , semoga kamu kelak bisa menjadi seorang Insinyur Pertanian, ya…. insinyur pertanian atau sarjana pertanian adalah sebuat title yang terpandang di lingkungan desa kami, seorang lulusan universitas terkenal yang menyandang title tersebut akan sangat di hormati dan menjadi tempat rujukan bertanya mengenai permasalahan seputar pertanian. Mimpi itu tak terwujud karena aku lebih memilih sekolah teknik mulai dari SMK hingga kuliahku juga masih berbau teknik. Hmmm, aku memang salah jurusan dari dulu haha... tapi untuk pertanian aku tahu tanpa harus dapat gelar sarjana pertanian dan aku telah membuktikannya ketika aku cuti kuliah di tahun 2009 hingga tahun 2010, jadi tak perlu diragukan lagi. *) sombong
***
Dan memang mimpi tak selamanya jadi kenyataan semua karena bagiku " Kuliah bukan hanya untuk mendapatkan gelar tetapi untuk mendewasakan pemikiran agar menjadi bijak namun walau bagaimanapun harus tamat juga " maklum aku harus agak lama lulus karena cuti dan terserang penyakit dijenjang skripsi hehehe...Namun meskipun begitu aku tidak patah arang karena aku lulus juga dan sebentar lagi aku wisuda. Ya… aku anak seorang petani biasa yang di seluruh hidupnya hanya digunakan untuk bertani dan bermasyarakat tanpa ribut – ribut memikirkan politik praktis , dan isu – isu perkembangan teknologi yang lain. Damai rasanya menjadi ayah-ibuku mereka tidak perlu pusing ketika tidak ada koneksi internet, tidak begitu peduli walau tidak ada handphone. *) keren kan
Dan memang mimpi tak selamanya jadi kenyataan semua karena bagiku " Kuliah bukan hanya untuk mendapatkan gelar tetapi untuk mendewasakan pemikiran agar menjadi bijak namun walau bagaimanapun harus tamat juga " maklum aku harus agak lama lulus karena cuti dan terserang penyakit dijenjang skripsi hehehe...Namun meskipun begitu aku tidak patah arang karena aku lulus juga dan sebentar lagi aku wisuda. Ya… aku anak seorang petani biasa yang di seluruh hidupnya hanya digunakan untuk bertani dan bermasyarakat tanpa ribut – ribut memikirkan politik praktis , dan isu – isu perkembangan teknologi yang lain. Damai rasanya menjadi ayah-ibuku mereka tidak perlu pusing ketika tidak ada koneksi internet, tidak begitu peduli walau tidak ada handphone. *) keren kan
***
Sekarang aku mulai lagi proses pertanian di desaku yang mungkin saja akan menjadi pekerjaan sementaraku dalam beberapa bulan ke depan sembari aku berpikir dengan teliti untuk mengambil langkah ke jenjang perkuliahan Magister Strata 2 (S2) karena untuk S1 saja aku sudah harus penuh perjuangan untuk lulus... hehe
Ladang Tomat (Solanum lycopersicum syn)
Simarjarunjung 03 Mey 2014
Tapi lahan pertaniannya digarap dengan serius, 'kan, Jhon? Itu bagus. Jadi pakar pertanian walau beda keilmuan. Meski suamiku petani belum tentu paham dengan caramu yang lebih profesional.
BalasHapusSalut
Semoga orangtuamu bangga dengan apa yang telah kamu perjuangkan.
Oh ya, soal sakit kala skripsi, semoga menjadi pengingat agar menjauhi rokok. Aamiin. Semoga Jhon sekarang lebih sehat, ya.