‘Banyak hal yang tertunda. Hilang arah. Akan melangkah kemana? Memulai darimana? Berbuat apa? Benar – benar stagnan kehidupanku. Roda waktu dengan sombong tetap berputar. Tak mampu ku menahan laju matahari. Aku tergilas dan selalu begitu.’ ‘Siapa kiranya yang akan menolongku? Kau? Dia? Mereka? Entahlah. Tuhan? Aku hanya bisa berdoa dalam diamku. Meski terkadang tak kusembunyikan rasa syukur dan cacian padaNya. Itulah aku.’ ‘Ternyata sangat membosankan dengan keadaan ini. Diam tak ada kesibukan yang berarti. Siapa yang perduli dengan keadaanku? Kau? Dia? Mereka? Tak ada seorangpun. Tuhan? Entahlah aku juga mulai meragukannya sekarang.’ ‘Kau? Aku berharap kau mengerti dan peduli keadaanku saat ini. Ekpektasiku saja yang selalu membuatku bahagia. Kenyataannya? Aku tak mampu menjelaskannya. Apakah kau adalah o...
Bertemukah kau dengan sang buas? Benar senangkah rasa hatimu? Ini adalah malam yang tak akan terlupakan olehmu. Malam ini kau bebas bercengkrama dengan dirimu sendiri. Jika kau ingin tertawa, tertawalah. Jika kau ingin menangis, menangislah. Tak ada yang tau. Tak ada yang akan peduli. Begitu bebasnya dirimu sekarang mengekspresikan semua isi hatimu. Apa? Kau masih ingin mengatakan 'tolong aku'. Kepada siapa kau mengatakannya? Katakan saja sekarang mungkin cicak akan merasa terganggu mendengarkannya. Seberapa banyak impianmu yang tercapai? Seberapa banyak impianmu yang tak sampai? Mungkin lebih banyak cerita kosong. Tak banyak senyum terpancar dibibirmu setahun ini. Kau hanya berpura-pura. Jadi, sampai kapan kau bertahan? Mungkin dengan menghempaskan dirimu dari gedung tinggi semua akan usai. Mungkin dengan mengedarai motor kecepatan tinggi dan menerobos lampu merah akan usai. Mungkin dengan menggunakan sebilah pisau mem...
1/ Kedamaian jiwa. Itukah yang kau cari? Itukah yang kau rindukan? Jangan kau cari pada diri orang lain. Jangan kau menunggu, ia tak akan datang. Jika keangkuhan masih membelenggu pikirmu. Sampai kapan? 2/ Inilah semesta. Bukan nirwana, yang kata kidung suci adalah tempat yang menyenangkan itu. Disini kau sedang uji kelayakan. Jalani saja, semoga kau sampai. Derai tawa serta tetes air mata adalah ekspresi jiwamu. Redam saja dengan senyum dan lirih hati, kalau kau mampu tentunya. 3/ Berantakan? Tidak apa. Setidaknya kau sudah menggoreskan kisah perjalanmu. Kau bukan figuran, kau pemeran utama dalam lakon ini. Hasilnya? Baik atau buruk, itu hanya bahan penimbang bagi si Empunya semesta alam yang kau agungkan itu. Biarkan Ia nanti yang menelaah serta menitahkan seperti apa dan kemana kau selanjutnya. 4/ Inilah mesteri kehidupan. Tak ada yang tahu pasti bagai mana dan sampai dimana akhirnya.Lalu ini bukanlah mimpimu! Pejamkan matamu sejenak, helakan nafas panjang. Seperti apa ...
Komentar
Posting Komentar