Dalam sepi yang tak bertepi, aku merayakan segala sunyi yang tak terbatas. Merawat semua ruang yang berdebu dalam diri, sendiri, tanpa ada yang ingin mendengar, tanpa ada yang ingin didengarkan jua. Semua hanya berputar di kepala, seperti biang lala yang rusak. Kusut seperti gulungan benang yang diacak. Random seperti puzzle yang tak pernah bisa dirangkai. Dua tahun sebelum penuh satu abad, kamu hadir menyapa jiwa yang muram itu. Kamu membuat tumpukan debu yang hinggap pada ruang terisolasi itu bersih. Kamu memberi sinar hingga ruang itu memiliki lentera. Dan kamu juga berhasil mencairkan gumpalan crystal es yang membekukan suasana rasa nyaman dalam ruangan itu. Ya, itu aku. Akulah ruang itu. Kamu berhasil membuatku seperti hidup kembali. Kamu mewarnai hari - hariku yang dulu seperti hitam gelap. Awalnya kita banyak canggung, pada banyak keadaan kita sebatas bercerita tentang say hello hingga semua yang bernada privasi. Ya, sejak itu kali pertama aku merasakan nyaman. Dibumb...