Berdamai Bersama Diri Sendiri


Bertemukah kau dengan sang buas? Benar senangkah rasa hatimu? 

Ini adalah malam yang tak akan terlupakan olehmu. Malam ini kau bebas bercengkrama dengan dirimu sendiri.
Jika kau ingin tertawa, tertawalah.
Jika kau ingin menangis, menangislah.
Tak ada yang tau. Tak ada yang akan peduli. Begitu bebasnya dirimu sekarang mengekspresikan semua isi hatimu. 

Apa? Kau masih ingin mengatakan 'tolong aku'. Kepada siapa kau mengatakannya? Katakan saja sekarang mungkin cicak akan merasa terganggu mendengarkannya. 

Seberapa banyak impianmu yang tercapai?
Seberapa banyak impianmu yang tak sampai?
Mungkin lebih banyak cerita kosong. Tak banyak senyum terpancar dibibirmu setahun ini. Kau hanya berpura-pura. 

Jadi, sampai kapan kau bertahan?
Mungkin dengan menghempaskan dirimu dari gedung tinggi semua akan usai.
Mungkin dengan mengedarai motor kecepatan tinggi dan menerobos lampu merah akan usai.
Mungkin dengan menggunakan sebilah pisau memotong salah satu urat nadi semua akan usai, atau
Mungkin dengan menenggak racun hama semua akan usai.
Kau ragu? Kuharap kau pecundang dalam melakukan semua itu.

Tak ada gunanya kau ceritakan semua itu kepada orang lain. Siapa pun dia. Dia tak berhak tau tentang apa yang kau alami dan apa yang kau rasakan. Mungkin saja mereka merasa iba atau kasihan terhadapmu. Namun tak ada solusi yang kau dapat.

Hadapilah kenyataan yang kau alami. Itu  sudah bagianmu. Jangan bagi kepada siapa pun. Karena tak ada gunanya. Ingatlah malam ini. Kau sendirian. Jadilah dirimu seperti kau sebelum ini. Penuh rahasia dan sangat misterius. 

Egois? Itu lebih baik. Kau sudah mencoba untuk membuka diri bukan? Mencoba berbagi cerita dengan orang lain. Apa yang kau dapatkan? Hahaha, tak sebercanda itu. 

Berhentilah memikirkan tentang apa yang hanya sebatas berandai-andai. Jaga hatimu agar tetap utuh. Redam amarahmu, tak perlu kau ungkapkan. Berhentilah berpura-pura tegar dalam semua masalahmu. Jangan munafik seperti orang brengsek. 

Ada alam yang akan setia mendengar keluh kesahmu. Tanah terjal berbatu. Penuh pepohonan. Semak dan ilalang. Sejuk dingin menusuk kulit. Hempasan angin. Kau butuh mereka. Apakah kau tau itu? Kau harus melakukannya. 

Banyak sekali yang hal yang masih bisa terjadi. Kau harus tau itu. 
Mungkin akan lebih buruk dari yang sudah kau alami.
Mungkin akan lebih baik dari yang sudah kau alami.
Atau mungkin jalan hidupmu akan berakhir disini.
Tak ada yang tau.
Hidup ini misteri.

Jadilah dirimu seperti yang kau inginkan. Berhentilah berpura-pura dalam kebohongan. Kau tak mahir dalam hal itu. 

Lebih baik kau bungkam, daripada harus membaginya kepada orang lain.
Lebih baik kau egois, daripada berandai-andai.
Sudah cukup keberpura-puraanmu itu.
Sudah cukup kebohongan yang kau dengar.
Jaga hati dan pikiranmu.
Melangkahlah,
Dan kembali hilang.


Tulisan ini kutulis dipenghujung tahun 2016 menjelang tahun 2017. Terima kasih tumpangan kamarnya Gery. Kalau tak ada kamarmu, mungki aku tak akan bisa menyendiri malam ini. 


Komentar

  1. Gue paling ga bisa sih mencerna tulisan begini -_-.

    Kadang kala kita memang membutuhkan waktu untuk me time. Sendirian, hening, dan berpikir tentang segala masalah yang menimpa kita. Gak semua orang begini sih, ada yang lebih suka cerita ke orang lain, walau gak mendapat solusi, mereka cukup senang karena ada yang mendengar curhatnya.

    BalasHapus
  2. Terkadang kita memang harus membuka diri lada orang lain, ke orang yang tepat. Masalah akan berkurang hanya dengan menceritakannya saja...

    BalasHapus
  3. "Berhentilah berpura-pura tegar dalam semua masalahmu. Jangan munafik seperti orang brengsek." Saya tertegun membaca kalimat itu.

    Untuk masalah, benar kata si Erick. Untuk membuka diri memang harus kpd org yang tepat, bukan tdk mungkin akan ada solusi yg akan didapat. Meski tidak, setidaknya beban di hati akan dpt berkurang.

    BalasHapus
  4. emang bener, biasanya pas malam pergantian tahun banyak orang yg merenung, apa resolusinya tercapai dll. Agak kurang setuju soal kalimat "Tak ada gunanya kau ceritakan semua itu kepada orang lain. Siapa pun dia. Dia tak berhak tau tentang apa yang kau alami dan apa yang kau rasakan. Mungkin saja mereka merasa iba atau kasihan terhadapmu. Namun tak ada solusi yang kau dapat."

    coba deh cerita ke sahabat, pasti dia punya solusi. Kalopun gak punya solusi, pasti hati agak sedikit plong \o/

    BalasHapus
  5. wih, refleksei dengan diri sendiri di momen pergantian tahun nih, ceritanya. Hidup memang misteri, tak ada yang tahu. banyak yang sudah dicapai, banyak juga yang belum tercapai. Tapi sekali lagi, hidup itu misteri..

    BalasHapus
  6. Seoptimis-optimisnya seseorang, pasti ada kalanya dia bisa down juga. Jadi ya gua ngerti banget perasaan lu itu. Ga terus-menerus kita bisa pura-pura tegar, sementara hati kita terus teriris-iris. Menangislah, menjeritlah, keluarkanlah semuanya. Tapi percayalah, bahwa suatu hari, semua rasa sakit ini akan lenyap, dan kamu akan bisa mengingat semua ini dengan senyuman.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kau ? Dia ? Mereka ? Tuhan ?

Pejalan Mimpi