Kepada Perempuan Yang Pernah Membuatku Patah Hati.
Terima kasih untukmu. Kemarin memang
benar aku sangat marah juga membencimu. Banyak hal buruk yang ingin aku katakan
terhadapmu. Tetapi semua tak terwujud, kau beruntung sekali. Iya kau memang selalu
beruntung, sayang. Eh, maaf aku mengucapkan sebutan itu lagi. Kata yang paling
sering kita ucapkan saat bersama, ‘sayang’. Sekarang sudah tidak lagi. Tapi biarlah,
kau tidak akan rugi jika aku menyebut begitu.
Apakah kau tau, dari semua
masalah hidup yang aku lalui? Ternyata kisah kelam antara kau dan aku dulu tidak
sebanding dengan masalah – masalah yang aku hadapi sendiri setelah kau dan aku
tidak lagi ‘kita’. Lebih menyakitkan tentunya untuk aku rasakan. Tak ada teman
untuk berbagi hanya aku sendiri. Berbeda sekali dengan masa kita dulu bersama,
kau selalu pendengar yang baik dalam senua keluh kesahku.
Sering sekali aku berdiam diri
sekarang. Setiap kali masalah datang aku hanya diam, berpikir dan mencari
sendiri solusi masalahku. Iya, aku sepertinya egois sekarang.
Aku pernah mencoba untuk mencari
orang yang bisa menggatikanmu. Namun aku sangat ragu. Aku takut. Takut berakhir
sama sepertimu. Bukan maksudku untuk menyalahkanmu. Bukan itu, aku hanya takut dia
tak sebaik dirimu dan tentunya apa yang telah kau lakukan diakhir kebersamaan ‘kita’
dulu masih meninggalkan trauma tersendiri dalam diriku.
Tetapi, setelah hampir empat
tahun tak bersamamu lagi aku sudah dapat meredam dan menyelesaikan masalahku
sendiri. Karenamu aku kuat dalam setiap masalah hidup yang kuhadapi. Meski memang
aku tak selalu berhasil dalam semua itu.
Pernah sekali, aku tanpa sengaja
melihatmu di sosial media. Kau terlihat bahagia dengan-nya. Aku senang kau
bahagia. Dan kupikir kau harus tetap bahagia. Aku tidak sedang cemburu, hanya
saja aku juga ingin bahagia. Namun itu tadi, sepertinya aku masih trauma.
Terima kasih sudah membuatku
patah hati. Tanpa itu, mungkin aku tidak merasakan masalah ini dengan sendiri. Meski
luka lama ini masih membekas, aku bahagia dengan diriku sendiri.
Salam,
Jhon Fharirdo Ambarita
Komentar
Posting Komentar